Kamis, 05 Januari 2017

Dear Mom And Dad

Ada satu hal ,aku  tak tahu dimana keberadaanku dan apa tujuanku disini , jati diriku berkecamuk setelahnya , siapa aku ? gedung gedung yang terlihat seperti espot dari kejauhan , mengejek betapa lembeknya aku . bau sosis pannggang juga mengejek bunyi perut dan kerongkonnganku yang  hanya mampu di isi dan makan saja. aku seperti berada dalam  dunia fantasi yang berisikan ribuan kicau burung yang tak senada .bahkan aku  seperti terkurung  dalam  labirin tak berujung . aku sudah tidak mengenakan popok padahal , dan aku rasa aku tidak  sakit . hanya saja aku merasa beda dan belum bermetamorfosa hingga  kini ,karena keterbatasan dan  kurangnya  dukungan  , aku tidak bisa menyalahkan waktu dan  siapa yang membesarkanku , aku hanya tahu jika mereka menghemat uangnya karena mereka berjaga untuk menikahkan anaknya, tidak lazim untuk kikir kepada  buah hati dalam jumblah apapun . aku selalu  berfikir seperti itu , tidak pernah menyalahkan mereka tapi kadang  aku kembali cengeng ketika  ingat itu , ingat ketika aku merasakan kerasnya dunia kerja di usia yang sangat dini tepatnya 14 tahun . aku tidak berani menanyakan sesuatu pada orang tuaku tuhan, kalau perlu  aku bertanya padamu saja , mereka lebih sayang uangkah daripada putrinya sendiri? apakah mereka seprimitif itu? beranggapan bahwa pendidikan itu tidak penting , jadi mereka rela melihat anaknya bertahun tahun hanya jadi buruh pabrik dan tidak mempunyai penghasilan besar? katakan tuhan, benarkah itu? seberarti apa buah hati dengan uang? tolong katakan , apa keberadaanku tidak mereka harapkan sama sekali? , jawab... aku tidak  kuat  mendengarnya dari mereka langsung , sejak kecil aku seperti tatanan benih yang hanya perlu disirami agar tumbuh , tidak pernah merasakan kasih sayang mereka sejatinya orang tua lain  pada anaknya , betapa beruntungnya teman temanku. kadang aku iri , disaat mereka sudah tidak mau sekolah,orang tuanya memberi dorongan besar , tapi  aku dengan semangat tinggi harus menelan semuanya sendiri , dimana peran mereka tuhan? salahkah aku berbicara seperti ini ? jika aku terlahir dandikutuk sebagai manusia yang selalu ditindas dan terlampaui kenapa kau memberi kedua orang tuaku kepercayaann? kenapa kau biarkan ibuku mengandungku ? , mungkin betapa murka nya akumenukis ini tuhan , tapi aku bingung dan lelah seberapa lama  lagiaku harus memendam semuanya  sendiri .
padahal aku tidak ada niat sedikitpun untuk menghncurkn mereka . seorang anak  mana yang tidak ingin membahagiakan kedua orang  tuanya , dan anak mana yang tidak patah semangatnya melihat orang tuanya perhitungan dan lebih memprioritaskan uangnya. aku kalap dengan  sifat yang kau titipkan pada kedua orang tuaku ya'Allah , tapi aku juga tidak selalu ingin menang sendiri , durhaka itu memang ada ya'ALLAH , tapi ada satu waktu dimana orang tua menginjak kesalahhan tanpa mereka sadari . aku tidak mau durhaka dan  membangkang atas sikap orang tuaku yang seperti itu ya'Allah , jangan biarkan aku membenci orang tuaku seburuk apapun mereka dimata semuanya , beri mereka kesadaran dan rasa sayang kepada putrinya, bukan uangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar