Namaku metha , kata mama ... dia memberiku nama ini
karena mama ingin aku seperti komet .Katanya , meskipun komet tidak bersinar
seterang sirius , aku memiliki orbit yang panjang seperti bintang jatuh.mama
bilang komet itu bukan bintang,tapi dia cantik dengan cahaya yang tenang.
Meskipun aku bukan bintang , baginya aku adalah bintang paling indah yang
sinarnya tak lekan oleh waktu.
Tuhan ,
aku hanya bisa menangis dan bersendu ketika mama mengatakan ini percis dekat
telingaku dan memeluku sebelum tidur.
Aku sehat , tidak memiliki riwayat penyakit apapun, dan secara fisik
aku juga terlihat normal.
Tapi
takdirku berkaitan dengan apa yang
mamaku bilang. Ya ... aku tidak memiliki cahaya yang terang seperti sirius . aku tidak mengerti kenapa mama tidak
menginginkanku seperti bintang sirius. Aku ingin menanyakannya , Tapi aku
tidak bisa melakukannya.tidak bisa
dipungkiri bahwa aku hanya bisa menangis ketika mama tidak ada, sekalipun bisa
mengteluh itu hanya bisa aku lakukan dalam hati.
Sang komet mama terlahir dalam keadaan tunawicara dengan pendengaran yang
tidak begitu baik. Aku tidak tau bagaimana cara orang normal mensyukuri nikmat tuhan,sedangkan
hidupku seperti berada dijalan buntu,hidup dengan bahasa isyarat,khayalan,cara berbicara
tentang mimpi dan dapat bernyanyi indah. Tuhan aku tidak memiliki masa depan
sedangkan mereka sangat bersinar? Kenapa? Aku terus menanyakan itu sambil
menangis sekeras mungkin ,aku yakin tidak ada tuhan yang tidak mengerti apapun
yang diucapkan umatnya, namun pada kenyataannya dia tidak mendengar apapun,
sekalipun mendengar dia hanya mengerti saja dan tidak melakukan sesuatu pada
takdirku , untuk yang pertama kalinya aku merasa tuhan tidak pernah adil
padaku.
Waktu duduk disekolah dasar , aku
merasa saat itu adalah dunia terpahitku.
Entah bagaimana ibuku mengemis agar aku dapat
bersekolah di sekolah formal tersebut
,sedangkan seharusnya anak seperti aku
bersekolah di sekolah luar biasa.
Dan apa
yang dilakukan ibuku bukan malah membuatku merasa senang ,
Waktu
aku dipanggil kedepan karena harus memperkenalkan diri , aku tidak melakukan
apapun, sekalipun mengucapkan sepatah kata suaraku terdengar sangat aneh , lalu
aku melihat wajah mereka menertawakanku , sebagian ada yang melempariku dengan
gumpalan kertas.
Setiap
pulang aku tidak bisa cerita , lagi
–lagi aku hanya terlihat kesal dan berlari kekamar untuk menangis seperti
biasanya.
Aku
bingung, bagaimana aku menceritakannya ke mama , sedangkan aku tidak mau
melihatnya bersedih atas apa yang telah dia lakukan untuk membuatku dapat
berskolah disana hanya karena aku mengeluh
Mama tidak pernah tahu bahwa setiap
harinya aku menjadi korban bullying disekolah,
Mereka
menertawakanku,menertawakan suaraku yang aneh,melempar-lempar alat
pendengaranku,mengejek caraku menggunakan bahasa isyarat,dan masih banyak lagi.
Tidak
satupun aku memiliki teman disana,
wait next scene ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar